Tuesday, October 30, 2012

PERAN NUTRISI BAGI OLAHRAGAWAN


PERAN NUTRISI BAGI OLAHRAGAWAN
Oleh: Sigit Nugroho
ABSTRAK
Nutrisi merupakan salah satu faktor yang sagat berperan dalam peningkatan prestasi bagi
olahragawan. Makanan merupakan sumber energi yang utama bagi manusia. Sumber energi bagi
tubuh manusia sangat diperlukan dalam melakukan aktivitas khususnya olahraga. Cepat
lambatnya proses pembentukan energi dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi seorang
atlit.
Penggunaan zat gizi pada metabolisme anaerobik energi didapat terutama dari karbohidrat,
sedangkan pada metabolisme aerobik energi didapat terutama dari karbohidrat dan lemak.
Kebutuhan zat gizi yang diperlukan harus mengandung lemak, karbohidrat, protein, vitamin
mineral dan air. Tahapan pemberian zat gizi disesuaikan dengan pemberian zat gizi pada masa
waktu dipusat latihan, dekat masa pertandingan, hari-hari pertandingan dan makanan sesudah
pertandingan. Untuk meningkatkan prestasi olahragawan latihan harus terprogram dengan baik,
dengan memperhatikan penggunaan dan tahapan pemberiana zat gizi karena energi dan gizi yang
tidak cukup maka nutrient energi yang diperlukan dari glikogen otot atau glukosa darah dapat
menyebabkan kelelahan dan akibatnya dapat mempenaruhi prestasi seorang atlet.
Kata Kunci: Nutrisi, Prestasi dan Olahraga
PENDAHULUAN
Makanan sangat penting bagi makluk hidup, termasuk bagi manusia. Makanan
merupakan bidang interaksi antara manusia dan lingkungannya, dari lingkunganlah makanan
diperoleh. Lingkungan mempengaruhi gizi, ciri-ciri ragawi dan kesehatan. Gangguan dalam gizi
mencerminkan gangguan keseimbangan dengan lingkungan. Gizi memang merupakan masalah
biokultural pada manusia. Manusia memang polifag, mempunyai spektrum makanan yang luas,
dan pemakan segala (omnivor), tetapi tidak segala-galanya dimakan manusia. Makanan yang kita
makan sehari-hari dipecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam saluran pencernaan untuk
diabsorpsi dan ditranport ke berbagai sel-sel di dalam tubuh. Sel-sel tubuh menstranformasi ke
dalam energi kimia dalam bentuk sederhana yang dapat dipergunakan segera atau bentuk lain
sebagai cadangan. Tubuh manusia terdapat sejumlah sistem metabolisme energi yang dapat
menyediakan energi sesuai kebutuhan ketika beristirahat atau exercise.
Makanan merupakan sumber energi yang utama bagi manusia. Sumber energi bagi tubuh
manusia sangat diperlukan dalam melakukan aktivitas khususnya olahraga. Cepat lambatnya
proses pembentukan energi dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi seseorang. Jumlah
energi yang terbentuk tergantung berbagai faktor, antara lain: konsentrasi substrat yang menjadi
bahan baku energi dan intensitas olahraga yang dilakukan. Menurut Wolinsky (1994) dengan
makanan yang optimal maka energi dapat tersedia dengan cukup, sehingga menghasilkan
kemampuan kerja dan waktu pemulihan yang lebih baik, kelelahan dapat diatasi secara lebih
efektif karena zat gizi cadangan dapat digunakan untuk kembali pada keadaan homeostasis.
Oksigen, air dan zat gizi dibutuhkan untuk proses kehidupan. Makanan seorang atlet harus
memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan untuk mengganti zat-zat gizi dalam tubuh yang
berkurang akibat aktivitas sehari-hari dan olahraga. Menu seorang atlet harus mengandung
semua zat gizi yang diperlukan yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Menu
atlet disusun berdasarkan jumlah kebutuhan energi dan komposisi gizi penghasil energi yang
seimbang
Peranan energi dan gizi dalam olahraga penting diperhatikan, misalnya kelelahan dapat
terjadi akibat tidak cukupnya ketersediaan nutrient energi yang diperlukan dari glikogen otot atau
glukosa darah. Mungkin juga akibat tidak berfungsi sistem energi secara optimal akibat
defisiensi nutrient lain seperti vitamin dan mineral. Kelebihan lemak tubuh (obese) atau
berkurangnya berat badan akibat hilangnya jaringan otot akan mempengaruhi performance atlet
(William, 1991). Semua aktivitas fisik memerlukan energi. Kebutuhan energi yang diperlukan
bervariasi sesuai dengan derajat kegiatan/ aktivitas yang dilakukan, sebagai contoh dengan jalan
kaki 18 menit/km ( santai), 10 menit/km, 8 menit/km dan 5 menit/km untuk berat badan 50 kg
memerlukan energi masing–masing 2 kal/menit, 5 kal/menit, 6 kal/menit dan 10 kal/menit
(Direktorat, 1993).
PENGGUNAAN ZAT GIZI
Pada metabolisme anaerobik aliran darah belum cukup memberikan suplai oksigen ke
otot, energi didapat terutama dari karbohidrat. Suplai energi awal berasal dari proses katabolisme
anaerobik adenosin trifosfat (ATP) yang terdapat di dalam otot. Terjadinya kontraksi otot akibat
adanya energi yang diperoleh dari perubahan ATP menjadi ADP (ATP ADP + pelepasan
energi). Energi selanjutnya diperoleh dari penguraian kreatin fosfat yang dengan cepat dapat
menghasilkan ATP, namun simpanan kreatin sangat terbatas sehingga energi yang dihasilkan
hanya untuk beberapa detik saja. Energi anaerobik terbanyak didapat dari perubahan karbohidrat
menjadi asam laktat (Nutrition for Athletics, 1995).
Pada metabolisme aerobik energi didapat terutama dari karbohidrat dan lemak. Energi
yang berasal dari proses aerobik mula-mula berasal dari penguraian glikogen otot. Latihan berat
memerlukan cadangan karbohidrat (glikogen) dan deplesi glikogen akan menuju kearah
kelelahan. Karbohidrat penting untuk endurance. Atlet dengan latihan berat, memerlukan energi
expenditure 2 – 3 kali lebih besar dari individu yang tidak berlatih. Besar kebutuhan energi
tergantung dari tiga area energi yang dikeluarkan yaitu: basal metabolisme rate + spesifik
dinamik action + aktivitas fisik. Dalam latihan perlu energi seimbang yaitu jumlah energi yang
masuk sama dengan besarnya jumlah energi yang dikeluarkan. Seseorang akan dapat berprestasi
maksimal apabila keseimbangan zat gizi ini dapat selalu terkontrol. Dalam diet yang baik, tidak
hanya pemasukan energi yang diperhitungkan, tetapi proporsi karbohidrat, lemak dan protein
dalam taraf yang mencukupi merupakan hal yang pokok dan jika terjadi kekurangan atau ketidak
seimbangan pada salah satu di antara ketiganya, prestasi dan kesehatan atlet menjadi tidak
optimal (Yessis dan Trubo, 1993).
KEBUTUHAN ZAT GIZI
Kebutuhan gizi harian atlet berubah-ubah, tergantung pada intensitas latihannya. Menu
makanan harus mengandung karbohidrat sebanyak 60 – 70%, lemak 20 – 25% dan protein
sebanyak 10 – 15% dari total kebutuhan energi seorang atlet (Direktorat, 1997)
Karbohidrat
Menurut William (1991) Karbohidrat adalah sumber energi dasar yang memungkinkan
otot tetap bekerja. Atlet harus mengkonsumsi karbohidrat 60 – 70% total energi. Karbohidrat
dalam makanan sebagian besar dalam bentuk karbohidrat kompleks, sedangkan karbohidrat
sederhana hanya sebagian kecil saja (< 10 %).
Menurut Soekarman (1987) karbohidrat di bagi mencadi 3 macam yaitu: a)
Monosakarida (glukosa dan fruktosa), b) Disakarida ( sukrosa dan maltosa), c) Polysakarida
(tepung dan glikogen). Semua macam karbohidrat sebelum diserap akan dijadkan glukosa.
Beberapa banyak karbohidrat yang dimakan tergantung dari beratnya latihan. Pada umumnya
kebutuhan kalori akan dicukupi oleh makanan dengan perbandingan sebagi berikut: protein 15
%, lemak 30% dan karbohidrat 55%.
Lemak
Lemak didalam tubuh berupa triglikerida, asam lemak (fatty acid) dan kolesterol. Lemak
disimpan berujud trigliserid. Lemak merupakan sumber energi yang paling efisien, semakin
terlatih seseorang maka semakin banyak lemak yang dimanfaatkan sehingga glikogen lebih
dihemat. Orang yang terlatih biasanya banyak menggunakan aerob karena hemoglobinya lebih
banyak, kapasitas pernafasnya lebih besar. Lemak hanya bisa dimetaboliser dengan aerob karena
miskin oksigen. Disel otot ada kandungan lemak tapi yg paling banyak di sel lemak letaknya
dibawah kulit dan disekitar organ-organ dalam (jantung, usus). Sel lemak bisa bertambah dan
menjadi besar kalau sudah terlalu besar maka kemampuan tubuh utk memenuhinya lebih banyak.
Jumlah lemak dalam makanan yang dibutuhkan seorang atlet berkisar antara 20– 30%
dari total energi. Asam lemak esensial harus terdapat di dalam diet, sementara lemak jenuh harus
direstriksi tidak lebih dari 10% intake energi. Lemak dalam tubuh berperan sebagai sumber
energi terutama pada olahraga dengan intensitas sedang dalam waktu lama, misalnya olahraga
endurance (Soekarman,1987).
Protein
Protein tidak memiliki dampak besar terhadap energi, tetapi diet atlet harus cukup protein
yang diperlukan untuk penyembuhan dan pertumbuhan otot, jika kurang akan merugikan
kegiatan otot. Jumlah protein yang dianjurkan pada atlet untuk membentuk kekuatan otot dan
kecepatan sebesar 1,2 – 1,7 g/kgBB/hari, untuk endurance/ketahanan dianjurkan 1,2 –1,4 g/ kg
BB/hari. Pada latihan intensitas rendah protein diperlukan 1,4 - 2 g /kg BB, latihan berat sebesar
2 g/ kg bb BB/hari. dan saat latihan intensif diperlukan 2,2 - 2,9 gr/kg BB. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa protein hewani dan nabati harus diberikan dalam jumlah kurang lebih sama
(Yessis dan Trubo, 1993).
Menurut Soekarman (1987) otot terdiri dari banyak protein maka diperlukan banyak
sekali protein apabila ingin memperbesar otot. Kebutuhan protein untuk seseorang sudah cukup
dengan 1 gr/kg berat badan. Jadi kalau beratnya 60kg cukup dengan protein 60 gr sehari-hainya.
Untuk atlet memang dibutuhkan lebih banyak yaitu 2 gr/kg berat badan. Kalau seseorang atlet
beratnya 60 kg dia harus mendapatkan protein 120 gr seharinya. Protein bukan merupakan bahan
untuk pembuatan energi. Memang kadang-kadang terjadi proein digunakan untuk energi, tetapi
hal ini terjadi kalau lemak dan karbohirat sudah habis.
Kebutuhan vitamin dan mineral
Vitamin dan mineral memainkan peranan penting dalam mengatur dan membantu reaksi
kimia zat gizi penghasil energi, sebagai koenzim dan ko faktor. Pada keadaan defisiensi satu atau
lebih dapat mengganggu kapasitas latihan. Kebutuhan vitamin terutama vitamin yang larut air
(vit. B dan C) meningkat sesuai dengan meningkatnya kebutuhan energi. Penelitian
menunjukkan bahwa deplesi besi tingkat moderate dihubungkan dengan berkurangnya
performance latihan. Tambahan beberapa vitamin dan mineral yang penting diperhatikan dalam
kaitannya dengan olahraga seperti vitamin A, B, C, D, E dan K, mineral seperti Ca, Fe, Na, K, P,
Mg, Cu, Zn, Mn, J, Cr, Se dan F (Clark, 1996).
Air dan Serat Makanan
Air dalam tubuh merupakan komponen terbesar dimana proporsinya mencapai 60-70%
berat badan orang dewasa. Selama pertandingan yang memerlukan ketahanan seperti maraton
atau jalan cepat harus diperhatikan pengisian cadangan zat cair. Keadaan dehidrasi, gangguan
keseimbangan air dan elektrolit serta pengaturan suhu tubuh dapat menimbulkan kelelahan dan
membahayakan. Kehilangan air yang melebihi 4 – 5% dari berat badan dapat mengganggu
penampilan atlet. Dehidrasi berat secara potensial dapat menyebabkan temperatur tubuh
meningkat dan mengarah ke heat stroke serta dapat berakibat fatal. Karena itu para atlet
khususnya yang melakukan kegiatan endurance harus menyadari pentingnya minum cairan
selama latihan maupun sesudahnya, walaupun belum terasa haus. Serat makanan penting untuk
memelihara fungsi normal dari saluran cerna. Serat makanan yang tinggi bisa di dapat dari
sayuran, buahan, grain dan kacang-kacangan (William, 1991).
TAHAPAN PEMBERIAN ZAT GIZI UNTUK OLAHRAGAWAN
Kebutuhan kalori dalam satu hari sangat tergantung dari jenis olahraga. Menurut Purba
(2006) setiap cabang olahraga pada waktu latihan/bertanding mempunyai intensitas dan lamanya
berbeda-beda. Cabang olahraga dapat dikelompokkan menjadi: olahraga ringan (menembak,
golf, bowling dan panahan), olahraga sedang (atletik, bulutangkis, bola basket, dan soft ball),
olahraga berat ( renang, tinju, gulat, kempo, judo, dan karate) dan olahraga berat sekali (balab
sepeda jarak jauh 130 km, angkat besi, maraton rowing).
Kebutuhan kalori dapat dihitung berdasarkan kelompok-kelompok cabang olahraga dan
dihitung berdasarkan tabel berikut ini
Tabel Kebutuhan energi BB1/24 jam menurut macam olahraga
Jenis Kelamin
Kal/Kg. Berat Badan/24 jam
Olahraga
ringan
Olahraga
sedang
Olahraga
Berat
Olahraga Berat
Sekali
Laki-laki
Wanita
42
36
46
40
54
47
62
55
Sumber: Purba
Ada beberapa tahapan pemberian zat gizi untuk atlet, sebagai berikut: pemberian zat gizi
pada masa waktu dipusat latihan, dekat masa pertandingan, hari-hari pertandingan dan makanan
sesudah pertandingan (Purba, 2006)
Waktu di Pusat Latihan
Selama latihan penatalaksanaan diit sebenarnya harus disesuaikan secara individual
apalagi untuk olahragawan pemegang piala dunia. Memang sering tidak mungkin dilakukan
karena menghadapi serombongan olahragawan dari berbagai daerah dengan berbagai cita rasa
dan kebiasaan makan.
Pada hari-hari laihan makan sebaknya tak kurang 3 kali sehari dengan catatan makan pagi
juga harus cukup. Waktu makan biasanya disesuaikan dengan waktu latihan. Namun waktuwaktu
makan yang biasa dapat dipertahankan apabila latihan tidak berturut-turut da waktu
latihan memungkinkan, misalnya bila waktu latihan ilakukan hanya sekali sehari. Tetapi dengan
meningkatnya frekuensi latihan menjadi 2-3 kali sehari, atau bagi olahraga yang memerlukan
waktu latihan yang lama dan melelahkan sekali ( exhausting ) maka disarankan 4-6 kali makan
sehari dalam porsi yang lebih kecil.
Dua jam sebelum latihan janganlah makan banyak-banyak. Pada permulaan masa latihan
0-2 bulan, dianjurkan protein cukup tinggi terutama bagi mereka yang memilih cabang olahraga
yang mengharapkan perkembangan otot (muscle mass) yang banyak, mengingat seringnya
olahragawan masuk pusat latihan dalam keadaan gizi yang belum memuaskan.
Minum haus cukup, jumlah cairan total kurang lebih 2 liter sehari apabila bila banyak
keringattelah keluar pada hari-hari panas dan latihan yang intensif. Pada pengeluaran keringat
banyak, bak ditambahkan garam dapur atau cairan garam elektrolit. Minum sari buah, kuah sop
atau kaldu. Dalam pemberian selain cairan juga vitamin-vitamin dan mineral. Pada wanita
terutama harus ditambah zat besi sehingga penggunaan sehari 20 mg. Teh manis hangat sangat
efekif untuk mengurangi rasa haus. Minum harus diberikan sedikit demi sedikit, tak lebih dari 1-
2 gelas tiap kali minum. Meminumnya juga harus lambat-lambat.
Contoh menu untuk serombongan olahragawan yang sudah masuk pusat latihan (dalam 1-2 bulan
pertama) olahraga sedang, usia 20-39 tahun BBI rata-rata 55 kg.
Kebutuhan energi : 55 x 46 kalori/hari = 2530 kalori/hari
Protein : 1/8 x 2530 = 316.3 kalori = 79.1 gram
Lemak : 2/8 x 2530 = 632.6 kalori = 70.3 gram
Hidrat arang : 5/8 x 2530 = 1581 kalori = 395.4 gram
Kebutuhan bahan makanan sehari:
Dekat Masa Pertandingan
Bagi olahraga berat yang memerlukan waktu latihan yang lama sebaiknya diadakan
persiapan sebagai berikut:
a. Seminggu sebelum pertandingan otot-otot yang akan digunakan diberi latihan yang
melelahkan sekali. Makanannya hampir seluruhnya terdiri dari lemak, protein, (tinggi lemak
dan protein). Diberikan selama 3 hari berturut-turut sehingga glycogen otot rendah sekali.
Pada hari yang keempat sampai waktu pertandingan tiba diberikan makanan tinggi hidrat
arang.
b. Untuk semua macam caang olahraga berlaku 2 hari sebelum pertandingan diberikan makanan
yang :
• mengandung lebih banyak hidrat arang daripada sebelumnya (tinggi hidat arang) dan
rendah protein dan lemak disertai banyak istirahat
• mudah dicerna, tidak banyak serat
• tidak merangsang
• tiga jam sebelum pertandingan dapat diberikan kaldu air garam elektrolit (oralit) untuk
menutupi kebutuhan garam dapur. Cairan diberikan tiap jam sekali sampai terakhir
kurang lebih 1 jam sebelum pertandingan dimulai. Dilarang kopi, cola-cola atau
minuman beralkohol.
Untuk golongan ini satu minggu sebelum pertandingan dilakukan maka makanannya
tinggi protein dan tinggi lemak dan rendah hidrat arang tetapi yang masih dapat diterima lidah
rata-rata orang Indonesia dan diberikan selama 3 hari. Kebutuhan enersi sehari: 60 x 54 = 3240
Kalori/hari.
Hari-hari pertandingan
Pada hari-hari pertandingan dimana tujuan utama adalah mencapai prestasi setinggi
mungkin maka baik dalam menyusun menu diingat akan tekanan batin (emotional stress) yang
mugkin dialami olahragawan pada hari pertandingan.
Olahragawan mungkin mengalami keluhan sakit perut, mual, muntah atau diare. Hidangan yang
dimakan terlalu dekat dengan latihan mungkin akan sukar dicernakan karena kebingungan
(anxiety) selain itu perut yang penuh dapat mengganggu penampilan fisik, maka diambil jarak 3
jam antara waktu makan dan aktu dimulainya pertandingan. Makanannyapun harus yang :
- mudah dicerna, tidakbanyak serat
- tidak merangsang
- tinggi hidrat arang
- cukup cairan minum dan mineral
- dilarang meminum kopi, cola-cola, minuman beralkohol atau mengandung zat asam arang
(CO2)
Umumnya berlaku juga ketentuan-ketentuan yang sama seperti untuk masa latihan.
Waktu makan harus disesuaikan dengan program pertandingan. Sebetulnya tidak ada menu
khusus untuk karate, sepak bola, renang, balap sepeda, dan sebagainya. Tetapi ada perbedaan
dalam pengaturan makan untuk olahraga dimana dilakukan kerja otot untuk waktu yang singkat
(seperti misalnya sprint), dibanding dengan pertandingan yang memerlukan waktu lebih lama
dalam tim atau perseorangan di mana diperlukan daya tahan yang baik. Untuk olahraga tim
(sepak bola, voli, dan sebagainya) dan olahraga perorangan yang lama dilakukan antara lain:
kano, maraton, mendayung, tenis dan sebagainya) secara umum berlaku ketentuan-ketentuan
seperti berikut : misalnya pertandingan dilakukan sore maka
a. Pagi, sarapan ang mudah dicerna
b. Snack pagi yang mudah dicerna dan berkualitas baik
c. 2-3 jam sebelum pertandingan makan tidak boleh banyak. Tapi tiap jam diberi minuman 1
gelas + gula secukupnya, boleh ditambah sedikit makanan ringan yang tinggi H.A. (biskuit).
d. Selama pertandingan yaitu di waktu istirahat boleh diberikan minum paling banyak 1gelas
tanpa es + sedikit makanan ringan.
e. Sesudah petandingan diberikan minuman 1-2 gelas yang hangat.
Sesudah mandi atau massage diberikan 1 gelas susu bergula atau minuman berprotein
sesuai dengan kegemaran masing-masing. Satu jam setelah mandi diberi makan malam. Dekat
sebelum atau di watu makan malam (tergantung rasa haus) boleh minum 1-2 gelas air biasa atau
teh manis. Makan malam lengkap dengan buah-buahan. Sebelum tidur diberi susu 1 gelas dan
boleh makan buah-buah lagi.
Untuk olahraga yang memerlukan waktu lama seperti pelari jark jauh, balap sepeda,
maka perlu diberi makanan selama pertandingan dalam bentuk makanan ringan ang berprotein
tinggi dengan minuman bergula (teh/air buah) dalam jumlah sedikit-dikit (50 cc) dan gula
(mengunyah dan menelan menghilangka/mengurangi rasa haus) setiap 5-6 km (25 menit).
Makanan Sesudah Pertandingan
Sesudah olahraga yang berjalan lama, maka makanan sanagat perlu untuk menganti
lemak, karbohidrat, protein, vitamin mineral dan air yang berkurang. Sebaiknya langsung
sesudah pertandingan olagragawan harus minum yang banyak cairan. Cairan dapat berupa cairan
pada waktu bertanding ditambah atau dicampur dengan es krim yang mengandung karbohidrat,
protein, dan lemak.
Minimal satu jam sesudah pertandingan baru atlet dapat makan bila memungkinkan
dalam jumlah yang banyak. Bila berada dalam musim kompetisi maka perlu dipikirkan makanan
yang dapat dengan cepat menganti cadanagan energi yang terkuras. Makanan yang dapat
mengganti cadangan energi dalam otot dan hati yang harus diutamakan menu yaitu terutama
karbohidrat. Makanan yang mudah dicerna seperti es krim, pudding, nasi, telur setengah masak,
susu, buah-buahan yang segar sebaiknya disediakan. Jadi jumlah sayuran dikurangi dahulu.
Jumlah protein juga perlu ditingkatkan, karena perlu untuk pulih asal jaringan-jaringan yan
cedera (Soekarman, 1987)
SIMPULAN
Makanan merupakan sumber energi yang utama bagi manusia. Sumber energi bagi tubuh
manusia sangat diperlukan dalam melakukan aktivitas khususnya olahraga. Cepat lambatnya
proses pembentukan energi dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap prestasi seseorang. Semua
aktivitas fisik memerlukan energi, kebutuhan energi yang diperlukan bervariasi sesuai dengan
derajat kegiatan/aktivitas.
Penggunaan zat gizi pada metabolisme anaerobik energi didapat terutama dari
karbohidrat, sedangkan pada metabolisme aerobik energi didapat terutama dari karbohidrat dan
lemak. Kebutuhan zat gizi yang diperlukan harus mengandung lemak, karbohidrat, protein,
vitamin mineral dan air.
Tahapan pemberian zat gizi disesuaikan dengan pemberian zat gizi pada masa waktu
dipusat latihan, dekat masa pertandingan, hari-hari pertandingan dan makanan sesudah
pertandingan. Untuk meningkatkan prestasi olahragawan latihan harus terprogram dengan baik,
dengan memperhatikan penggunaan dan tahapan pemberiana zat gizi karena energi dan gizi yang
tidak cukup maka nutrient energi yang diperlukan dari glikogen otot atau glukosa darah dapat
menyebabkan kelelahan dan akibatnya dapat mempenaruhi prestasi seorang atlet.
DAFTAR PUSTAKA
A. Purba. (2006). Kardiovaskuler dan Faal Olahraga. Bandung: Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran.
Clark N. (1996). Petunjuk Gizi. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI. (1997). Gizi Olahraga Untuk
Prestasi. Departemen Kesehatan RI: Jakarta
Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan RI. (1993). Pedoman Pengaturan
Makanan Atlet. Departemen Kesehatan RI: Jakarta
International Scientific Consensus Conference on Current Issues on Nutrition in
Athletics. (1995). Nutrition for Athletics: Monaco
Soekarman. (1987). Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih dan Atlet: Jakarta: Inti Idayu Press
William MH.( 1991). Nutrition for Fitness and Sport. Brown Publisher: Iowa
Wolinsky I, Hickson JF. (1994). Nutrition in Exercise and Sport. CRC Press: London
Yessis M, Trubo R. (1993). Rahasia Kebugaran Dan Pelatihan Olahraga Soviet. ITB:
Bandung

No comments:


widgeo.net